Selasa, 11 Maret 2014

MospHit

moshpit
adalah area dimana kita melakukan
moshing ataupun sejenisnya. Jangan
salah kaprah! Mosh Pit dan moshing
adalah sebuah subkultur, sama
seperti gerakan Punk, Skinhead,
Straight Edge, sebuah tradisi yang
selalu menyertai gerakan musik rock
terutama musik cadas. Memang
bukan sebuah tradisi yang cukup
ramah bagi orang-orang awam yang
tidak "aktif" dalam scene musik
keras, stereotyping dan pendapat
negatif pasti akan terlontar dari
mereka.
Publik umum Amerika pun sempat
tersedak ketika pada tahun 70'an
mereka melihat penampilan band
FEAR di sebuah acara televisi yang
ditayangkan secara nasional. Di
acara ini pada pertamakalinya
publik Amerika diperkenalkan
dengan tradisi moshing, dimana
penonton tiba-tiba berlarian dan
melompat ke atas panggung (stage
diving) ketika FEAR mulai
membawakan lagu-lagunya.
Penampilan FEAR di acara televisi
ini tidak ditayangkan sampai usai,
produser acara memutuskan untuk
meng - "cut" sesi live show ini
karena terkejut dengan "kekacauan"
yang mereka saksikan. Terlambat,
tayangan tersebut sudah terlanjur
ditayangkan secara live dan
kemudian respon negatif
bermunculan dari kalangan normatif
dari seluruh Amerika. Setelah itu
exposure moshing di televisi
menghilang dan hanya orang-orang
yang aktif di scene musik cadas saja
yang masih akrab dengan tradisi ini.
Di tahun 90'an dimana video dari
Nirvana - Smells Like Teen Spirit
ditayangkan secara internasional di
jaringan televisi, tradisi ini kembali
menarik perhatian dari remaja-
remaja fans musik rock. Tiba-tiba
ratusan remaja ingin mendapatkan
pengalaman di moshpit yang sama
dengan yang mereka lihat di
televisi. Banyak kita lihat moshpit
terbentuk di beberapa konser rock
dan tidak jarang berakhir dengan
perkelahian. Hal yang sebenarnya
cukup mengganggu adalah mereka
melakukan moshing bukan pada
tempatnya, siapapun musisinya dan
apapun jenis musiknya, mereka
tetap mencoba untuk melakukan
moshing dan ini adalah sebuah
salah kaprah.
Secara antropologi dan sejarah
sosial, budaya Moshing ini tumbuh
bersama gerakan musik Hard Core
Punk dan Punk di tahun 70'an. Di
sebuah rockumentary The History of
American Hard Core, beberapa
narasumber menyebutkan kalau
mereka memang membutuhkan
sesuatu yang cepat dan cadas di
musik-musik mereka. Di era itu
Amerika terbius dengan kemapanan
dan ini adalah sesuatu yang
membosankan bagi mereka karena
dibalik semua itu terdapat krisis
sosial dan ekonomi bagi beberapa
kalangan masyarakat tertentu.
Mereka membutuhkan sebuah
perjuangan dan pemberontakan
terhadap stigma yang berlaku secara
umum di Amerika. Ini adalah
sebuah gerakan budaya yang
mencerminkan kemarahan dan
pemberontakan terhadap sebuah
kondisi statis dan impian rolemodel
yang diciptakan oleh pemerintahan.
Selang dengan pertumbuhan
gerakan Hard Core Punk di akhir
tahun 70'an dan awal 80'an, tradisi
Moshing yang lebih vulgar dan keras
juga terjadi. Selain dipicu oleh
cepatnya tempo musik yang
dibawakan oleh band-band Hard
Core Punk pada saat itu, penonton
gigs ini sebagian besar berbagi latar
belakang yang sama. Mereka berasal
dari kalangan minoritas, sosial
ekonomi yang lebih rendah, dan
secara emosional mempunyai
sesuatu untuk dilampiaskan. Ya,
kemarahan, kekecewaan, rasa tidak
puas dan pemberontakan terhadap
sistem yang mereka lampiaskan di
venue musik Hard Core Punk, hal
yang sama juga terjadi di scene
musik metal khususnya Thrash Metal
yang sedang berkembang saat itu.
Mosh Pit adalah tempat bagi mereka
untuk melampiaskan kemarahan dan
kekecewaan terhadap sesuatu yang
mungkin hanya mereka sendiri yang
tahu. Sebuah cara lain yang unik
untuk bersenang-senang dan
mengeluarkan segala macam
pergumulan yang ada dalam
kehidupan mereka. Mereka menari
bersama lagu- lagu yang cepat
dengan tema tentang
pemberontakan, perjuangan dan
kemarahan terhadap sesuatu yang
mengekang mereka. Ya, bisa juga
disebut sebagai sebuah kebebasan
dalam berekspresi.
Bahkan Henry Rollins dari Black Flag
pun menyatakan ketidaksetujuannya
dengan Moshing yang terlalu keras
dan brutal. Beberapa musisi seperti
Foo Fighters dan Smashing Pumpkins
juga menyatakan kalau mereka
menentang Mosh Pit di setiap
konser mereka. Sebuah pernyataan
yang beralasan karena memang visi
dari Mosh Pit juga tidak sesuai
dengan visi band- band tersebut.
Sebuah pemandangan yang memang
aneh jika kita melihat sebuah
Moshing yang brutal terjadi pada
konser musik band-band yang sama
sekali tidak memuat kemarahan
dalam lagu-lagu mereka. Hal ini
sering terjadi juga di Indonesia. Kita
bisa melihat secara langsung di
siaran televisi nasional penonton
melakukan Moshing pada
penampilan band-band rock yang
tidak memuat tema pemberontakan
atau kemarahan di lagu mereka,
bahkan mereka melakukan Moshing
pada lagu rock yang bertema cinta,
aneh bukan? Tidak heran jika ada
yang tersenggol dan marah dan
berakhir dengan perkelahian, karena
tidak semua mengerti konsep dan
arti dari Moshing itu sendiri.
Jika kmu mengerti konsep dari
Moshing dan pergerakan musik-
musik cadas Hardcore, Punk, Metal
dan sebagainya, km tidak akan
keberatan kalau secara tidak sengaja
km terluka dan bahkan melukai
orang lain dalam sebuah Mosh Pit
karena kmu berbagi kemarahan yang
sama. Jika km mengerti, kmu tidak
akan mencoba membuat sebuah
Mosh Pit di sebuah konser musik
yang tidak berbagi visi yang sama.
Be True!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar