Rabu, 12 Maret 2014
Selasa, 11 Maret 2014
MospHit
moshpit
adalah area dimana kita melakukan
moshing ataupun sejenisnya. Jangan
salah kaprah! Mosh Pit dan moshing
adalah sebuah subkultur, sama
seperti gerakan Punk, Skinhead,
Straight Edge, sebuah tradisi yang
selalu menyertai gerakan musik rock
terutama musik cadas. Memang
bukan sebuah tradisi yang cukup
ramah bagi orang-orang awam yang
tidak "aktif" dalam scene musik
keras, stereotyping dan pendapat
negatif pasti akan terlontar dari
mereka.
Publik umum Amerika pun sempat
tersedak ketika pada tahun 70'an
mereka melihat penampilan band
FEAR di sebuah acara televisi yang
ditayangkan secara nasional. Di
acara ini pada pertamakalinya
publik Amerika diperkenalkan
dengan tradisi moshing, dimana
penonton tiba-tiba berlarian dan
melompat ke atas panggung (stage
diving) ketika FEAR mulai
membawakan lagu-lagunya.
Penampilan FEAR di acara televisi
ini tidak ditayangkan sampai usai,
produser acara memutuskan untuk
meng - "cut" sesi live show ini
karena terkejut dengan "kekacauan"
yang mereka saksikan. Terlambat,
tayangan tersebut sudah terlanjur
ditayangkan secara live dan
kemudian respon negatif
bermunculan dari kalangan normatif
dari seluruh Amerika. Setelah itu
exposure moshing di televisi
menghilang dan hanya orang-orang
yang aktif di scene musik cadas saja
yang masih akrab dengan tradisi ini.
Di tahun 90'an dimana video dari
Nirvana - Smells Like Teen Spirit
ditayangkan secara internasional di
jaringan televisi, tradisi ini kembali
menarik perhatian dari remaja-
remaja fans musik rock. Tiba-tiba
ratusan remaja ingin mendapatkan
pengalaman di moshpit yang sama
dengan yang mereka lihat di
televisi. Banyak kita lihat moshpit
terbentuk di beberapa konser rock
dan tidak jarang berakhir dengan
perkelahian. Hal yang sebenarnya
cukup mengganggu adalah mereka
melakukan moshing bukan pada
tempatnya, siapapun musisinya dan
apapun jenis musiknya, mereka
tetap mencoba untuk melakukan
moshing dan ini adalah sebuah
salah kaprah.
Secara antropologi dan sejarah
sosial, budaya Moshing ini tumbuh
bersama gerakan musik Hard Core
Punk dan Punk di tahun 70'an. Di
sebuah rockumentary The History of
American Hard Core, beberapa
narasumber menyebutkan kalau
mereka memang membutuhkan
sesuatu yang cepat dan cadas di
musik-musik mereka. Di era itu
Amerika terbius dengan kemapanan
dan ini adalah sesuatu yang
membosankan bagi mereka karena
dibalik semua itu terdapat krisis
sosial dan ekonomi bagi beberapa
kalangan masyarakat tertentu.
Mereka membutuhkan sebuah
perjuangan dan pemberontakan
terhadap stigma yang berlaku secara
umum di Amerika. Ini adalah
sebuah gerakan budaya yang
mencerminkan kemarahan dan
pemberontakan terhadap sebuah
kondisi statis dan impian rolemodel
yang diciptakan oleh pemerintahan.
Selang dengan pertumbuhan
gerakan Hard Core Punk di akhir
tahun 70'an dan awal 80'an, tradisi
Moshing yang lebih vulgar dan keras
juga terjadi. Selain dipicu oleh
cepatnya tempo musik yang
dibawakan oleh band-band Hard
Core Punk pada saat itu, penonton
gigs ini sebagian besar berbagi latar
belakang yang sama. Mereka berasal
dari kalangan minoritas, sosial
ekonomi yang lebih rendah, dan
secara emosional mempunyai
sesuatu untuk dilampiaskan. Ya,
kemarahan, kekecewaan, rasa tidak
puas dan pemberontakan terhadap
sistem yang mereka lampiaskan di
venue musik Hard Core Punk, hal
yang sama juga terjadi di scene
musik metal khususnya Thrash Metal
yang sedang berkembang saat itu.
Mosh Pit adalah tempat bagi mereka
untuk melampiaskan kemarahan dan
kekecewaan terhadap sesuatu yang
mungkin hanya mereka sendiri yang
tahu. Sebuah cara lain yang unik
untuk bersenang-senang dan
mengeluarkan segala macam
pergumulan yang ada dalam
kehidupan mereka. Mereka menari
bersama lagu- lagu yang cepat
dengan tema tentang
pemberontakan, perjuangan dan
kemarahan terhadap sesuatu yang
mengekang mereka. Ya, bisa juga
disebut sebagai sebuah kebebasan
dalam berekspresi.
Bahkan Henry Rollins dari Black Flag
pun menyatakan ketidaksetujuannya
dengan Moshing yang terlalu keras
dan brutal. Beberapa musisi seperti
Foo Fighters dan Smashing Pumpkins
juga menyatakan kalau mereka
menentang Mosh Pit di setiap
konser mereka. Sebuah pernyataan
yang beralasan karena memang visi
dari Mosh Pit juga tidak sesuai
dengan visi band- band tersebut.
Sebuah pemandangan yang memang
aneh jika kita melihat sebuah
Moshing yang brutal terjadi pada
konser musik band-band yang sama
sekali tidak memuat kemarahan
dalam lagu-lagu mereka. Hal ini
sering terjadi juga di Indonesia. Kita
bisa melihat secara langsung di
siaran televisi nasional penonton
melakukan Moshing pada
penampilan band-band rock yang
tidak memuat tema pemberontakan
atau kemarahan di lagu mereka,
bahkan mereka melakukan Moshing
pada lagu rock yang bertema cinta,
aneh bukan? Tidak heran jika ada
yang tersenggol dan marah dan
berakhir dengan perkelahian, karena
tidak semua mengerti konsep dan
arti dari Moshing itu sendiri.
Jika kmu mengerti konsep dari
Moshing dan pergerakan musik-
musik cadas Hardcore, Punk, Metal
dan sebagainya, km tidak akan
keberatan kalau secara tidak sengaja
km terluka dan bahkan melukai
orang lain dalam sebuah Mosh Pit
karena kmu berbagi kemarahan yang
sama. Jika km mengerti, kmu tidak
akan mencoba membuat sebuah
Mosh Pit di sebuah konser musik
yang tidak berbagi visi yang sama.
Be True!
Pengertian Wotagei
Wotagei di Akihabara
Wotagei (ヲタげい ? ) atau otagei
(オタ芸, オタげい ? )[1] adalah
sorakan atau gerakan tari khas
yang dilakukan oleh penggemar
ketika menonton konser-konser
idola Jepang .[2][3][4]
Wotagei adalah bentuk
memberikan dukungan dalam
acara-acara yang dilangsungkan
oleh idola atau seiyu .[5] Kata
wotagei atau otagei merupakan
singkatan dari aidoru [w] otaku no
gei (gei berarti seni).
Melakukan wotagei disebut utsu
(打つ ? ). [1][6] Ada beberapa jenis
gerakan wotagei. Bertepuk tangan
menurut irama di atas kepala
sambil melompat di tempat
menghadap ke kiri dan kanan,
berputar-putar disebut mawari (マ
ワリ ? ). [2][1] Kedua belah lengan
diacungkan ke atas dan siku
ditarik ke dalam berulang-ulang
disebut romansu (ロマンス ? ). [5][1]
Bertepuk tangan tiga kali prok,
prok, prok, lalu bersorak hyuu...
disebut PPPH. [1] Ada pula gerakan
yang inspirasinya berasal dari tari
kecak di Bali.[7] Pada gerakan
yang disebut kecak , sambil postur
tubuh direndahkan, kedua belah
lengan diangkat dan ditarik secara
berulang-ulang ke depan ke arah
idola di panggung. [2]
Memberikan dukungan kepada
penyanyi idola di panggung
dengan cara bersorak bersama
sesuai dengan irama lagu sudah
dilakukan pada tahun 1970-an
atau 1980-an oleh barisan
penggemar setia para idola yang
disebut shin-ei tai (親衛隊 barisan
pengawal ? ). [2][1] Memasuki abad
ke-21, beberapa gerakan ditambah
sehingga menjadi bermacam-
macam [2][1] , dan dikenal secara
luas sebagai wotagei setelah
dibawakan dalam konser-konser
Hello! Project serta berbagai unit
idola yang tergabung di dalamnya.
[6] Dalam acara varietas Guru
Guru Dokan "Atarashii Nami o
Sagashite" di Fuji Television,
wotagei diangkat pertama kali
sebagai topik bahasan. [8] Anggota
tim sepak bola J. League, Kawasaki
Frontale melakukan wotagei versi
Kawasaki Frontale di hadapan
penonton. Mereka menyebutnya
sebagai ntagei (ンタ芸 ? ) (dari kata
frontale + gei) pada acara hari
berterima kasih kepada
penggemar tahun 2007. [9] Setelah
diliput media massa, keberadaan
wotagei diketahui secara luas oleh
masyarakat umum di Jepang.
Selain itu ada pertunjukan live
yang diadakan secara khusus
untuk mempertunjukkan wotagei.
[10][11] Meskipun demikian,
wotagei juga dikecam sebagai
"'Tindakan gangguan' yang
dilakukan atas nama wotagei". [5]
[12] Semuanya disebabkan
sebagian penonton yang
melakukan wotagei akhirnya
menjadi lupa diri. Mereka tidak
menghormati hak penonton lain,
[6] dan datang ke konser semata-
mata untuk melakukan otagei. [2]
[5] Pendapat publik akhirnya
terbagi dua, pihak penentang dan
pihak pendukung wotagei sebagai
cara memberi dukungan. [5] Di
beberapa konser, memberi
dukungan kepada idola dengan
melakukan wotagei secara
keterlaluan sudah dilarang. [12]
[13]
Partisipasi penonton sangat
penting dalam konser grup idola
Jepang. Wotagei menambah
semarak konser dan membangun
rasa kebersamaan antara
penonton dan idola di atas
panggung, serta sesama rekan
wota. [14]
Mix (ミックス mikkusu ? ) (bahasa
Inggris : chants ) adalah sorakan
beramai-ramai penonton pada
konser idola , termasuk pada
konser AKB48 dan grup-grup
saudara kembarnya. Meskipun
sering diragukan sebagai bagian
dari wotagei, [14] mix termasuk
salah satu dari banyak unsur
wotagei.[15] Mix sudah dikenal di
kalangan wota pada akhir 1990-an,
termasuk di konser Z-1 dan
kemudian Hello! Project .[15] Kata-
kata mix yang disorakkan seragam
dan ada standarnya.
Mix disorakkan sewaktu overtur,
intro (awal lagu), dan sewaktu
tempo lagu melambat. Mix
berakhir sebelum idola mulai
menyanyi. Mix tidak dilakukan
untuk lagu bertempo pelan, sedih,
atau balada. [15] Pada lagu yang
dimulai secara tiba-tiba seperti
"Heavy Rotation ", mix ditunda
hingga interlude (bagian
instrumental). [15]
Ada beberapa variasi mix yang
dikenal kalangan wota. Berikut ini
adalah lirik mix standar yang
sering diserukan penonton konser
idola di Jepang:
"Aa... Yossha Ikuzo! Taiga,
Faiya, Saiba, Faiba, Daiba,
Baiba, Jya, Jya!" (あ~ よっしゃい
くぞー!タイガー、ファイヤー、サ
イバー、ファイバー、ダイバー、バ
イバー、ジャージャー Aaaa...
Yossha Ikuzo! Tiger, Fire, Cyber,
Fiber, Diver, Viber, Jya Jya! ? )
[16]
Aaaa... Yossha Ikuzo! ("Ayo
mulai!") adalah komando untuk
memulai sorakan, diikuti
pelafalan bahasa Jepang untuk
kata-kata bahasa Inggris , Tiger ,
Fire, Cyber, Fiber , Diver , dan
Viber . Alasan kata-kata
tersebut dipilih juga tidak
diketahui pasti. [16]
Ada pula variasi mix yang
menggunakan kata-kata asli
bahasa Jepang ( Japanese Mix ) dan
mix dari bahasa Ainu ( Ainu Mix ),
atau campuran dari standar,
Jepang, dan Ainu. [17] Kata-kata
bahasa Jepang atau bahasa Ainu
yang dipakai merupakan
terjemahan dari Tiger , Fire, dan
seterusnya.
Berbeda dari mix standar, mix
bahasa Jepang dan bahasa Ainu
dimulai dengan "Aaa... mou itcho
ikuzoo" (あ~~もういっちょいく
ぞー ? , Ayo mulai sekali lagi): [18]
Mix Jepang
"Tora, Hi, Jinzou, Sen'i, Ama,
Shindou, Kasentobijokyo" (虎、
火、人造、繊維、海女、振動、化繊
飛除去 ? )
Mix Ainu
"Chape, Ape, Kara, Kina, Rara,
Tusuke, Myoohontusuke" (チャ
ペ、アペ、カラ、キナ、ララ、トゥ
スケ、ミョーホントゥスケ ? )
Ada berbagai penjelasan tentang
asal usul mix, namun semuanya
simpang siur bagaikan legenda
urban.[16] Mix seperti halnya
wotagei diperkirakan berawal dari
reaksi spontan atau partisipasi
penonton di konser idola Jepang.
[15] Mix yang diciptakan oleh
budaya idola di Jepang juga
diserukan oleh penggemar JKT48
di Indonesia. [19]
Cara Menghilangkan Bekas Jerawat Membandel Cara Menghilangkan Bekas Jerawat Membandel
Mungkin kamu tidak suka mendengar hal ini tapi jika menghilangkan bekas jerawat itu mudah maka kita semua pasti punya wajah yang mulus!

Namun,,,
Alami
- Potong tomat yang sudah dibersihkan menjadi beberapa bagian
- Letakan potongan tersebut di bagian wajah yang ada bekas jerawatnya
- Biarkan selama 20-30 menit
- Bilas wajah dengan air bersih
- Lakukan 2 – 3 kali dalam seminggu
- Peras 1 atau 2 buah jeruk nipis
- Oleskan air perasan tersebut pada wajah terutama pada bagian yang banyak bekas jerawatnya
- Biarkan selama 15 menit sampai atau sampai mengering
- Bilas wajah dengan air bersih
- Lalukan 2 – 3 kali dalam seminggu
- Bersihkan wajah
- Ambil satu butir dan pisahkan dari kuning telurnya
- Usapkan pada wajah
- Tunggu hingga kering selama 10-15 menit
- Bilas wajah dengan air bersih (air dingin jika memungkinkan)
- Lakukan 2 – 3 kali dalam seminggu
- Bersihkan wajah
- Pilih lidah buaya yang segar (belum layu)
- Patahkan di bagian tengahnya kemudian pencet hingga keluar gel
- Usapkan gel tersebut ke wajah
- Diamkan selama 10-15 menit
- Bilas wajah dengan air bersih
- Lakukan 2 – 3 kali dalam seminggu
- Sebelum tidur, oleskan minyak zaitun pada wajah
- Pijat wajah Anda secara perlahan selama 5 menit
- Bilas wajah dengan air hangat
- Agar maksimal, sebaiknya lakukan tiap hari sampai bekas jerawat hilang
- Bersihkan wajah
- Pilih jangung muda dan segar, bersihkan, lalu parut hingga halus
- Oleskan parutan pada wajah
- Tunggu 15-20 menit
- Bilas wajah dengan air bersih
- Lakukan 2 – 3 kali dalam seminggu
- Bersihkan wajah
- Oleskan ampas teh hitam secukupnya ke bagian bekas jerawat secara perlahan
- Diamkan selama 15 menit
- Bilas wajah dengan air bersih
- Lakukan 2 – 3 kali dalam seminggu
Produk Kecantikan
- Bersihkan wajah
- Tunggu 15-20 menit baru pake tretinoin
- Untuk yang baru pake, sebaiknya dimulai bertahap: dipake tiap 3 hari selama 1/2 minggu, setelah itu tiap 2 hari baru ntar tiap hari.. untuk ngurangi resiko iritasi
- Bersihkan wajah
- Ambil krim sebiji jagung
- Oleskan merata ke bagian yang ada bekas jerawatnya
- Usapkan cleansing milk ini pada seluruh bagian wajah dan leher
- Bersihkan dengan menggunakan kapas
Klinik Kecantikan
- Peeling sebaiknya dilakukan 3 bulan sekali.
- Range range untuk perawatan peeling: Rp 150,000 – Rp 300,000
- Mikrodermabrasi sebaiknya dilakukan 3 kali seminggu
- Range range untuk perawatan mikrodermabrasi: Rp 300,000 – Rp 400,000
- Tidak boleh berenang selama perawatan dan 3 hari setelah perawatan
- Perawatan ini juga tidak boleh dilakukan bersamaan dengan chemical peeling. Kedua perawatan harus berjarak ± 14 hari.
- Wajib pake sun block setelah dimikrodermabrasi
- Perawatan laser sebaiknya dilakukan 1-2 bulan sekali.
- Range range untuk perawatan laser: Rp 750,000 – Rp 1,000,000
- Erha Clinic – Punya banyak klinik sebagian kota besar di Indonesia. Di Jakarta sendiri, kliniknya ada hampir di tiap daerah
- Natasha Skin Clinic Centre
- lainnya menyusul


